Senin, 19 Desember 2016

[Jamu Gendong Masih Diminati dan Dicari]

Jamu telah lama dikenal dan banyak dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat, baik itu kalangan bawah, menengah, maupun kalangan atas. Cara pemakaian sendiri tetap sama dengan budaya jamu dari jaman dulu, yaitu diminum maupun dipergunakan/ dioleskan. Meskipun kini jamu bisa dibeli jadi berupa bubuk dalam bungkusan, pil, kapsul, minuman ataupun berupa krem atau salep. Namun, di beberapa wilayah masih banyak ditemui penjual jamu gendong yang menjajakan dagangannya. Ciri khas dari penjual jamu gendong sendiri tetap dipertahankan, yaitu perempuan membawa bakul yang di dalamnya berisi botol jamu dengan cara digendong, sementara tangan kiri memegang ember untuk mencuci gelas setelah dipakai untuk minum jamu.
.
.

Berdasarkan sejarahnya, jamu gendong termasuk melegenda di Indonesia sebagai negara yang punya tumbuhan obat terlengkap nomor dua di dunia. Berdasarkan sejarahnya, obat tradisonal yang terbuat dari akar, daun, maupun umbi-umbian tersebut muncul pertama kali dalam tradisi keraton Jawa. Setelah itu jamu diajarkan ke masyarakat dan dipasarkan dengan cara dipikul maupun digendong. Saat ini kebanyakan masyarakat masih berminat untuk mengkonsumsi jamu gendong sebagai salah satu upaya untuk perawatan kesehatan. Walaupun secara umum sudah diketahui manfaat jamu gendong, namun secara tertulis belum banyak yang mengidentifisikasi khasiat dan manfaat dari sudut pandang penjualnya. Di samping itu, diperkirakan resep jamu gendong bervariasi, sedangkan pencatatan atau dokumentasi tentang resep jamu gendong tidak banyak dilakukan sehingga sulit diperoleh gambaran secara pasti.
.
.
Masyarakat luas sudah banyak mengenal produk-produk yang biasa dijual oleh penjual jamu gendong beserta khasiatnya. Jamu-jamu tradisonal yang selama ini populer di kalangan masyarakat antara lain:
.
1.      Jamu Beras Kencur
 Jamu beras kencur dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu yang dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh. Dengan membiasakan minum jamu beras kencur, tubuh akan terhindar dari pegal-pegal dan linu yang biasa timbul bila bekerja terlalu payah. Selain itu, banyak pula yang berpendapat bahwa jamu beras kencur dapat merangsang nafsu makan, sehingga selera makan meningkat dan tubuh menjadi lebih sehat.
.
.
2.      Jamu Kunir Asam
 Jamu Kunir asam dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu ‘adem-ademan atau seger-segeran’ yang dapat diartikan sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh atau dapat membuat tubuh menjadi dingin. Ada pula yang mengatakan bermanfaat untuk menghindarkan dari panas dalam atau sariawan, serta membuat perut menjadi dingin. Seorang penjual jamu mengatakan bahwa jamu jenis ini baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil muda dan dapat menyuburkan kandungan. Ada pula penjual jamu yang menganjurkan minum jamu kunir asam untuk melancarkan haid.
.
.
3.      Jamu Cabe Puyang
 Jamu cabe puyang dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu ‘pegal linu’. Artinya, untuk menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di pinggang. Namun, ada pula yang mengatakan untuk menghilangkan dan menghindarkan kesemutan, menghilangkan keluhan badan panas dingin atau demam. Seorang penjual mengatakan minuman ini baik diminum oleh ibu yang sedang hamil tua.
.
.
4.      Jamu Pahitan
 Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan. Penjual jamu memberikan jawaban yang bervariasi tentang manfaat jamu ini, namun utamanya adalah untuk gatal-gatal dan kencing manis. Penjual yang lain mengatakan manfaatnya untuk ‘cuci darah’, kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat, pegal, dan pusing. Bahan baku dasar dari jamu pahitan adalah sambiloto. Racikan pahitan sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri dari sambiloto, tetapi ada pula yang menambahkan bahan-bahan lain yang rasanya juga pahit seperti brotowali, widoro laut, doro putih, dan babakan pule. Ada pula yang mencampurkan bahan lain seperti adas dan atau empon-empon (bahan rimpang yang dipergunakan dalam bumbu masakan).
.
.
Untuk Pengolahan jamu sendiri secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama dengan merebus seluruh bahan dan kedua dengan cara mengambil/ memeras sari yang terkandung dalam jamu, kemudian dituangkan ke dalam air matang. Cara-cara tersebut dilakukan mengikuti cara yang dilakukan pendahulunya yang dilakukan secara sederhana dan tradisional. Perbedaan yang ada kemungkinan hanya pada peralatan yang digunakan. Misalnya, dahulu lebih banyak menggunakan pipisan batu sekarang lebih disukai dengan ditumbuk bahkan ada yang menggunakan alat listrik (blender). Alat untuk merebus dahulu banyak menggunakan ‘kendil’ yang terbuat dari tanah liat kini berganti dengan panci email.
.
.
Di samping bahan pokok, terdapat variasi bahan baku yang merupakan bahan tambahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki warna, rasa, maupun khasiat. Variasi ini memberikan perbedaan rasa dan khasiat jamu yang menjadi andalan dari masing-masing pembuat jamu. Upaya tersebut mereka lakukan untuk memenuhi selera konsumen berdasarkan pengalaman mereka sehari-hari dalam menjajakan jamu.
.
.
Sebagai pemanis rasa jamu, pada umumnya digunakan gula merah dan atau gula pasir, tetapi ada pula yang menambahkan gula obat (saccharin). Tindakan tersebut dilakukan kemungkinan untuk menekan harga mengingat cukup mahalnya harga gula sedangkan untuk menaikkan harga jual jamu akan mempengaruhi kemampuan beli konsumen atau adanya keinginan dari pembuat jamu gendong agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Artikel Terkait